1. PENGERTIAN PEMUDA
Pemuda
adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban
moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan
generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan
persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang
tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan
lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan
“nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses
kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam
membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut
dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada
di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemuda harus
memiliki jiwa dan sikap metal yang bisa membawa ia menciptakan sebuah iklim
perubahan kearah yang lebih baik dan memiliki kemampuan sosialisasi ditengah
kehidupan dimasyarakat agar ia mampu memecahkan sebuah polemik dan mampu
beradaptasi dengan kehidupan sosialnya.
2. PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
Ø Charlotte
Buhler
\
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup,
dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan
kelompoknya.
Ø Peter
Berger
Sosialisasi adalah suatu
proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat
tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Ø Paul
B. Horton
Sosialisasi adalah suatu
proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat
tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Ø Soerjono
Soekanto
Sosialisasi adalah proses
mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
3. INTERNALISASI BELAJAR DAN SOSIALISASI
Internalisasi adalah proses
norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi
saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa
anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma
:
- Norma-norma
yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar
manusia berhati nurani yang bersih.
- Norma-norma
yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan
hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
4. PROSES SOSIALISASI
Menurut
George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam
tahap-tahap sebagai berikut.
•
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia
sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia
sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri.
•
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap
ini ditandai dengan:
Semakin sempurnanya seorang
anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Mulai terbentuk
kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya. Dengan
kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai
terbentuk pada tahap ini.
•
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah
mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan
sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang
lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya.
Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin
kompleks.
•
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah
dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas.
5. PERANAN SOSIAL MAHASISWA DAN
PEMUDA DI MASYARAKAT
Sebelum
terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus-walaupun klise–
sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah
belajar di sekolah/kampus.Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di
masyarakat,kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat.Mahasiswa
mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang
menempuh pendidikan.
Secara
tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan
idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan
dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan,
hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi
lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard,
playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi
anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik
perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk
belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan
kegiatan yang lebih positif.
Peran
pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan
mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta
karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di
kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI:
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
3. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
DUA PENGERTIAN POKOK, YAITU:
Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
PEMUDA DAN IDENTITAS
Pembinaan
dan pengembangan generasi muda. Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi
muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri
Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya
agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya
benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat
terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang
dimaiksud.
POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI:
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
3. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
DUA PENGERTIAN POKOK, YAITU:
Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
Generasi
muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan
ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara
fungsional.
MASALAH-MASALAH GENERASI MUDA
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
MASALAH-MASALAH GENERASI MUDA
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
- Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
- Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
- Belum seimbanganya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
- KEBUTUHAN AKAN FIGUR TELADAN
Remaja jauh lebih terkesan akan nialai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka dari pada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
- SIKAP APATIS
sikap apatis akan merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakat.
- KECEMASAN DAN KURANGNYA HARGA DIRI
Kata stress atau frustasi semkain umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk "pelarian" (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
- KETIDAKMAMPUAN UNTUK TERLIBAT
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dari pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri sendiri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribandi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
- PERASAAN TIDAK BERDAYA
Persaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir untuk keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari "jalan pintas", misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat niali baik atau ijasah.
POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
TUJUAN POKOK SOSIALISASI
POTENSI-POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
TUJUAN POKOK SOSIALISASI
- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar